A.
Pengertian, Tujuan dan Metode Grinding
Grinding
adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan dari bentuk kasar menjadi
ukuran yang lebih halus untuk menyempurnakan proses mixing yaitu hasil
pencampuran yang merata dan menghindari segregasi partikel-partikel bahan.
Untuk itu yang namanya grinding adalah proses pemecahan atau penggilingan.
Tujuan utama dari proses Grinding
adalah :
1. Meningkatkan
luas permukaan partikel bahan terhadap sistem pencernaan sehingga meningkatkan
daya cerna bahan
2. Memperbaiki
cara penanganan terhadap bahan baku.
3. Memperbaiki
karakteristik mixing dari setiap bahan baku sehingga bisa diperoleh hasil
mixing yang lebih homogen.
4. Meningkatkan
efisiensi pelleting dan kualitas pellet karena persentase tepung bisa dikurangi
dan mengurangi pekerjaan ulang dari proses pelleting akibat banyaknya
tepung yang kembali ke sistem pellet.
5. Memuaskan
selera konsumen dalam hal ini peternak karena tampilan pakan menjadi lebih
baik.
Pemeriksaan
Bahan Olahan
Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan olahan yang dapat dilakukan dengan proses grinding basah dan kering
Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan olahan yang dapat dilakukan dengan proses grinding basah dan kering
Macam
Karakteristik Bahan Olahan :
1.
Tingkat kekerasan bahan olahan
(tekstur bahan), dalam hal ini yang digunakan istilah : tekstur lembut,
tekstur sedang dan tekstur keras.
2.
Tingkat frioble bahan (tingkat
kemudahan pecah) dari bahan olahan. Kondisi bahan dilihat dari stuktur pembentuk (stuktur kristal) bahan.
3.
Tingkat kandungan serat dan golongan
serat dalam bahan, kondisi ini ditunjukan dengan golongan serat dalam
bahan misalnya seratnya mudah sobek, seratnya mudah patah/putus atau seratnya
kenyal.
4.
Kadar cairan bahan
Proses
pemecahan/penggilingan ada 4 cara yaitu
1.
Potongan ( cutting ), bahan olahan
di grinding dengan menggunakan benda tajam.
2.
Pukulan ( impact ), bahan olahan di
grinding dengan menggunakan benda tumpul.
3.
Tekanan ( compression ), bahan
olahan di grinding dgn di tekan arah tegak lurus dari landasan.
4.
Gesekan ( attrition ), bahan olahan
di grinding dgn di gesek arah sejajar dari landasan.
Alat grinding atau grinder dalam
proses pemecahan/penggilingan bisa dilakukan lebih dari satu cara.
Grinding
menggunakan hammermill ataupun rollermill yang dibedakan sebagai berikut :
1.
Pemecah kasar.
Pemecah kasar pada umumnya bahan
olahan untuk di pecah langsung dari alam mengambil langsung dari alam.
2.
Pemecah menengah
Pemecah menengah pada umumnya bahan
olahan untuk di pecah berasal dari hasil olahan pemecah kasar.
Contoh
bahan yang menggunakan proses grinding : jagung, sorghum, cassava chips,
groundnut meal, rape seed meal, linseed meal, soyabean meal, copra meal,
dll.
Kebanyakan sumber protein asal
hewani sudah dalam bentuk halus sehingga tidak perlu digiling. Sistem feedmill
mengadopsi teknik grinding dengan 2 pendekatan yaitu sistem pre grinding dan
post grinding. Pada sistem pre grinding, semua bahan baku kasar yang harus
dihaluskan akan masing-masing menjalani proses grinding untuk kemudian ke tahap
mixing.
Sistem
ini cocok untuk pakan tepung khususnya ayam petelur dan memungkinkan mengatur
komposisi ukuran partikel hasil grinding sehingga tidak semua ukuran partikel
akhir menjadi seragam menyebabkan tampilan pakan lebih menarik misalnya ukuran
jagung yang lebih besar sehingga terlihat lebih kuning. Pada sistem post
grinding, hasil mixing akan disalurkan ke hammer mill untuk proses grinding
yang kedua kalinya.
Dengan cara ini akan diperoleh hasil
pakan yang sangat halus dan kualitas pellet yang jauh lebih baik. Sistem post
grinding cocok untuk feedmill dimana persentase pakan pellet atau butiran
sangat dominan.
Mengingat beban mesin dan getaran yang ditimbulkan, proses grinding dilakukan di lantai satu. Peran grinding sangat penting karena hampir 75 % komponen bahan baku yang digunakan harus menjalani proses grinding sebelumnya. Feedmill berkapasitas mulai 20 tph sebaiknya mempunyai minimal 2 unit hammermill yang bisa dioperasikan sekaligus atau sebagai cadangan apabila salah satu mesin sedang menjalani perbaikan atau perawatan. Proses grinding berkaitan dengan ukuran partikel bahan karena ukuran partikel yang bisa dihasilkan sangat dipengaruhi oleh ukuran diameter saringan yang digunakan dan kecepatan putaran pisau.
Diameter
saringan 3 mm pada kecepatan putaran tinggi cukup untuk menghasilkan
partikel-partikel berdiameter < 2 mm yang sudah cukup halus untuk menjaga
kualitas pellet. Ukuran diameter saringan yang lebih besar digunakan untuk
bahan yang sedikit kekasaran bentuknya masih diperlukan dalam pakan. Jagung
bisa menggunakan 2 tipe diameter saringan besar (4 - 5 mm) dan kecil (3 mm) dan
hasil gilingan disimpan dalam bin terpisah untuk digunakan dalam persentase
berbeda sewaktu proses batching. Kombinasi ini biasanya digunakan untuk
produksi pakan tepung pada ayam petelur.
Karakteristik bahan menentukan efisiensi grinding. Bahan dengan kadar air tinggi akan mempersulit grinding karena bahan cenderung lengket dan sulit keluar dari lubang saringan. Bahan kering cenderung cepat keluar dari ruang grinding tetapi menimbulkan lebih banyak debu. Benturan pisau hammermill dengan partikel bahan akan menimbulkan panas terlebih apabila partikel bahan tidak cepat keluar dan cenderung berputar-putar dalam ruang grinding. Oleh karena itu hammer mill telah diperlengkapi dengan alat bantu penyedot debu sehingga partikel bahan cepat keluar dari ruang grinding.
B.
Pengertian dan Tujuan Metode Reducing
Reducing berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa
merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang
anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa
pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Maka yang disebut Reduce berarti
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Perkembangan dan laju pertumbuhan manusia semakin meningkat. Akibatnya
kebutuhan manusia yang cenderung bersifat antroposentris telah memuci tumbuhnya
berbagai jenis industri yang semata-mata hanya menopang kebutuhan manusia.
Pertumbuhan industri yang semakin subur ini terus memacu jumlah pencemaran
lingkungan yang disebakan oleh limbah yang dihasilkan oleh setiap industri.
Mulai dari industri yang bersifat manufaktur hingga pertanian. Indonesia
sebagai salah satu negara agraris sebenarnya bergantung pada kesuburan lahan
yang akan di jadikan sebagai bidang tanam untuk para petani. Apa yang terjadi
jika tanah yang akan di tanam tercemar?
Sudah pasti sebuah pencemaran yang pada akhirnya menjadi permasalahan
lingkungan hidup. Di Indonesia masalah lingkungan hidup berawal keinginan untuk
melakukan pembangunan dengan dalil untuk pertumbuhan ekonomi akan tetapi
mengabaikan faktor lingkungan. Ironisnya masalah lingkungan terkadang dijadikan
penghambat pembangunan.
Apapun itu dan apa masalahnya,
langkah awal untuk bisa mengatasi kerusakan lingkungan akibat limbah dengan
cara “Reduce” dalam arti mengurangi atau mereduksi limbah yang di keluarkan
akibat sebuah proses produksi.
Reduce adalah sebuah tindakan mengurangi limbah dengan cara reuse (guna ulang)
atau bisa dengan recycle (daur ulang). Contoh yang sering dikenal menggunakan
sistem ini adalah Municipality Solid Waste (MSW) atau sampah perkotaan.
Prinsip reduksi ini memberikan
tujuan dan manfaat besar dalam upaya:
·
Penyelamatan Sumber Daya Alam, limbah yang masuk ke alam memiliki sebuah
daur hidup (life cycle) dimana tidak semua bahan dapat terdegradasi di alam
terutama dalam tanah. Contohnya sampah plastik, bisa ratusan tahun sampah ini
terurai dalam tanah. Berbeda sekali dengan sampah organik yang bisa cepat
terurai dalam tanah.
·
Mengurangi Limbah Beracun, hal ini sangat penting artinya, sebuah
tindakan dimana memilih atau menggunakan zat tidak beracun atau memiliki kadar
racun yang rendah. Contohnya dengan mengurangi pestisida dalam mengatasi
masalah hama pada tumbuhan. Saat ini banyak sekali tanaman organik yang tidak
menggunakan pestisida, tetapi memanfaatkan predator serangga dan diversifikasi
tanaman pada satu wilayah.
·
Mengurangi Biaya, dari semua tindakan reduksi harus bisa berdampak
kepada pengurangan biaya. Tidak ada artinya melakukan reduksi limbah tetapi
disisi lain ongkos produksi semakin mahal bahkan menyebabkan overhead yang
semakin besar. Reduksi limbah setidaknya harus berdampak pada efisiensi
ekonomis, kegiatan bisnis, sekolah, dan yang terpenting adalah konsumen.
Contoh
kegiatan reduce sehari-hari:
- Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
- Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
- Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
- Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
- Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
- Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
- Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar