Sabtu, 09 Maret 2013

Menganalisis Perbedaan Metode REDUCING dan GRINDING


A.    Pengertian, Tujuan dan Metode Grinding

Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan dari bentuk kasar menjadi ukuran yang lebih halus untuk menyempurnakan proses mixing yaitu hasil pencampuran yang merata dan menghindari segregasi partikel-partikel bahan. Untuk itu yang namanya grinding adalah proses pemecahan atau penggilingan. 

Tujuan utama dari proses Grinding adalah :
1.      Meningkatkan luas permukaan partikel bahan terhadap sistem pencernaan sehingga meningkatkan daya cerna bahan
2.      Memperbaiki cara penanganan terhadap bahan baku.
3.      Memperbaiki karakteristik mixing dari setiap bahan baku sehingga bisa diperoleh hasil mixing yang lebih homogen.
4.      Meningkatkan efisiensi pelleting dan kualitas pellet karena persentase tepung bisa dikurangi dan mengurangi pekerjaan ulang dari proses pelleting akibat banyaknya tepung yang kembali ke sistem pellet.
5.      Memuaskan selera konsumen dalam hal ini peternak karena tampilan pakan menjadi lebih baik.

Pemeriksaan Bahan Olahan
Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan olahan yang dapat dilakukan dengan proses grinding basah dan kering

Macam Karakteristik Bahan Olahan :
1.      Tingkat kekerasan bahan olahan (tekstur bahan), dalam hal ini yang digunakan istilah : tekstur lembut, tekstur sedang dan tekstur keras.
2.      Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan. Kondisi bahan dilihat dari stuktur  pembentuk (stuktur kristal) bahan.
3.      Tingkat kandungan serat dan golongan serat dalam bahan, kondisi ini ditunjukan dengan golongan serat dalam bahan misalnya seratnya mudah sobek, seratnya mudah patah/putus atau seratnya kenyal.
4.      Kadar cairan bahan

Proses pemecahan/penggilingan ada 4 cara yaitu
1.      Potongan ( cutting ), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda tajam.
2.      Pukulan ( impact ), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda tumpul.
3.      Tekanan ( compression ), bahan olahan di grinding dgn di tekan arah tegak lurus dari landasan.
4.      Gesekan ( attrition ), bahan olahan di grinding dgn di gesek arah sejajar dari landasan.
  Alat grinding atau grinder dalam proses pemecahan/penggilingan bisa dilakukan lebih dari satu cara.   
  Grinding menggunakan hammermill ataupun rollermill yang dibedakan sebagai berikut :
1.      Pemecah kasar.
Pemecah kasar pada umumnya bahan olahan untuk di pecah langsung dari alam mengambil langsung dari alam.
2.      Pemecah menengah
Pemecah menengah pada umumnya bahan olahan untuk di pecah berasal dari hasil olahan pemecah kasar.

      Contoh bahan yang menggunakan proses grinding : jagung, sorghum, cassava chips, groundnut meal, rape seed meal, linseed meal, soyabean meal, copra meal, dll.  
Kebanyakan sumber protein asal hewani sudah dalam bentuk halus sehingga tidak perlu digiling. Sistem feedmill mengadopsi teknik grinding dengan 2 pendekatan yaitu sistem pre grinding dan post grinding. Pada sistem pre grinding, semua bahan baku kasar yang harus dihaluskan akan masing-masing menjalani proses grinding untuk kemudian ke tahap mixing. 

      Sistem ini cocok untuk pakan tepung khususnya ayam petelur dan memungkinkan mengatur komposisi ukuran partikel hasil grinding sehingga tidak semua ukuran partikel akhir menjadi seragam menyebabkan tampilan pakan lebih menarik misalnya ukuran jagung yang lebih besar sehingga terlihat lebih kuning. Pada sistem post grinding, hasil mixing akan disalurkan ke hammer mill untuk proses grinding yang kedua kalinya.
Dengan cara ini akan diperoleh hasil pakan yang sangat halus dan kualitas pellet yang jauh lebih baik. Sistem post grinding cocok untuk feedmill dimana persentase pakan pellet atau butiran sangat dominan.

Mengingat beban mesin dan getaran yang ditimbulkan, proses grinding dilakukan di lantai satu. Peran grinding sangat penting karena hampir 75 % komponen bahan baku yang digunakan harus menjalani proses grinding sebelumnya. Feedmill berkapasitas mulai 20 tph sebaiknya mempunyai  minimal 2 unit hammermill yang bisa dioperasikan sekaligus atau sebagai cadangan apabila salah satu mesin sedang menjalani perbaikan atau perawatan. Proses grinding berkaitan dengan ukuran partikel bahan karena ukuran partikel yang bisa dihasilkan sangat dipengaruhi oleh ukuran diameter saringan yang digunakan dan kecepatan putaran pisau. 
Diameter saringan 3 mm pada kecepatan putaran tinggi cukup untuk menghasilkan partikel-partikel berdiameter < 2 mm yang sudah cukup halus untuk menjaga kualitas pellet. Ukuran diameter saringan yang lebih besar digunakan untuk bahan yang sedikit kekasaran bentuknya masih diperlukan dalam pakan. Jagung bisa menggunakan 2 tipe diameter saringan besar (4 - 5 mm) dan kecil (3 mm) dan hasil gilingan disimpan dalam bin terpisah untuk digunakan dalam persentase berbeda sewaktu proses batching. Kombinasi ini biasanya digunakan untuk produksi pakan tepung pada ayam petelur.

            Karakteristik bahan menentukan efisiensi grinding. Bahan dengan kadar air tinggi akan mempersulit grinding karena bahan cenderung lengket dan sulit keluar dari lubang saringan. Bahan kering cenderung cepat keluar dari ruang grinding tetapi menimbulkan lebih banyak debu. Benturan pisau hammermill dengan partikel bahan akan menimbulkan panas terlebih apabila partikel bahan tidak cepat keluar dan cenderung berputar-putar dalam ruang grinding. Oleh karena itu hammer mill telah diperlengkapi dengan alat bantu penyedot debu sehingga partikel bahan cepat keluar dari ruang grinding.

B.     Pengertian dan Tujuan Metode Reducing

             Reducing berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Maka yang disebut Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.

              Perkembangan dan laju pertumbuhan manusia semakin meningkat. Akibatnya kebutuhan manusia yang cenderung bersifat antroposentris telah memuci tumbuhnya berbagai jenis industri yang semata-mata hanya menopang kebutuhan manusia.

              Pertumbuhan industri yang semakin subur ini terus memacu jumlah pencemaran lingkungan yang disebakan oleh limbah yang dihasilkan oleh setiap industri. Mulai dari industri yang bersifat manufaktur hingga pertanian. Indonesia sebagai salah satu negara agraris sebenarnya bergantung pada kesuburan lahan yang akan di jadikan sebagai bidang tanam untuk para petani. Apa yang terjadi jika tanah yang akan di tanam tercemar?

              Sudah pasti sebuah pencemaran yang pada akhirnya menjadi permasalahan lingkungan hidup. Di Indonesia masalah lingkungan hidup berawal keinginan untuk melakukan pembangunan dengan dalil untuk pertumbuhan ekonomi akan tetapi mengabaikan faktor lingkungan. Ironisnya masalah lingkungan terkadang dijadikan penghambat pembangunan.

Apapun itu dan apa masalahnya, langkah awal untuk bisa mengatasi kerusakan lingkungan akibat limbah dengan cara “Reduce” dalam arti mengurangi atau mereduksi limbah yang di keluarkan akibat sebuah proses produksi.

                Reduce adalah sebuah tindakan mengurangi limbah dengan cara reuse (guna ulang) atau bisa dengan recycle (daur ulang). Contoh yang sering dikenal menggunakan sistem ini adalah Municipality Solid Waste (MSW) atau sampah perkotaan.

Prinsip reduksi ini memberikan tujuan dan manfaat besar dalam upaya:
·         Penyelamatan Sumber Daya Alam, limbah yang masuk ke alam memiliki sebuah daur hidup (life cycle) dimana tidak semua bahan dapat terdegradasi di alam terutama dalam tanah. Contohnya sampah plastik, bisa ratusan tahun sampah ini terurai dalam tanah. Berbeda sekali dengan sampah organik yang bisa cepat terurai dalam tanah.
·         Mengurangi Limbah Beracun, hal ini sangat penting artinya, sebuah tindakan dimana memilih atau menggunakan zat tidak beracun atau memiliki kadar racun yang rendah. Contohnya dengan mengurangi pestisida dalam mengatasi masalah hama pada tumbuhan. Saat ini banyak sekali tanaman organik yang tidak menggunakan pestisida, tetapi memanfaatkan predator serangga dan diversifikasi tanaman pada satu wilayah.
·         Mengurangi Biaya, dari semua tindakan reduksi harus bisa berdampak kepada pengurangan biaya. Tidak ada artinya melakukan reduksi limbah tetapi disisi lain ongkos produksi semakin mahal bahkan menyebabkan overhead yang semakin besar. Reduksi limbah setidaknya harus berdampak pada efisiensi ekonomis, kegiatan bisnis, sekolah, dan yang terpenting adalah konsumen.

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
  1. Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
  2. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
  3. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
  4. Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  5. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
  6. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
  7. Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar